
Menguak Potensi Diri Seorang Introvert
Ida Bagus Made Satya Wira Dananjaya
Membaca Buku Wealth Of Nation yang merupakan kitab ekonomi klasik memberikan sebuah informasi subtil dan tersembunyi. Kehalusan dan kerahasiaan Buku karya Adam Smith dapat dibongkar dari pengarangnya, yang secara implisit memberikan kode ihwal salah satu kerangka psikologis menuju kesuksesan. Kesuksesan,sebuah kata yang tidak memiliki pijakan material dan objektifitas namun kata yang selalu dijadikan tujuan, harapan serta tempat pemberhentian suatu karir baik seorang profesional dan atau enterprenuer. Menjawab potensi menuju kesuksesan tersebut, Penulis meminjam termin dari sosiolog Budi Nugroho yaitu pentingnya invisible man yang terkandung dalam Buku Wealth Of Nation karya Adam Smith.
Sang Invisible Man ini adalah mereka yang khusuk dalam ruang-ruang kesendirian, telaten melihat sekitar, fokus pada alternatif-alternatif yang datang dari luar, dan memberikan suatu acuan untuk memecahkan masalah dengan ragam ruang lingkup. Kongkretnya invisible man adalah mereka yang akrab dengan kesendirian dan memang lebih memilih untuk menyendiri dan lebih memilih untuk menjadi pendengar dan jarang tampil di publik namun memunculkan sebuah karya monumental. Dikaitkan secara psikologis Carl Gustav Jung menyebut mereka sebagai seorang Introvert.
Redefinisi Kesendirian Dalam Ruang Sosial
Susan Cain dalam bukunya berjudul Quiet: The Power Of Introvert memberikan sumbangan besar terhadap bagaimana memaknai diri bagi mereka yang lebih memilih meluangkan waktu lebih panjang dengan diri sendiri, dalam menghadapi masalah di semua lini kehidupan. Susan Cain meyebut bagi seorang Introvert atau penyendiri, adalah mereka yang memberikan makna terhadap stimulus luar dengan makna yang mereka bangun sendiri, memberikan sedikit peluang bagi guncangan sosial, namun bukan berarti anti-sosial.
Seorang penyendiri (istilah yang saya berikan pada seorang Introvert) memandang respon terhadap stimulus luar merupakan refleksi yang mereka bangun dari pencarian jawaban atas permasalahan dengan fokus tingkat tinggi tanpa terpengaruh dengan hiruk-pikuk keadaan sekitar. Perspektif ini sering kali menandaskan seorang penyendiri sebagai anti-sosial, namun mereka hanya ingin fokus pada jawaban atas permasalahan dengan lingkungan yang mereka anggap nyaman dan mendukung dalam memberikan jawaban. Jung menyatakan manusia tidak ada yang sepenunya introvert juga ekstrovet namun juga bisa keduanya (Ambivert), tergantung yang mana lebih dominan. Seorang penyendiri bukan seorang pemalu yang gugup menampilkan diri di depan publik, namun adalah suatu kecenderungan yang mereka bangun untuk menjadi lebih nyaman dan ideal.
Genealogi dari Introvert ke Persona
Kembali mengacu pada Susan Cain dalam penelusuran yang bernada genealogi atau perjalanan sejarah peralihan wacana dari satu era ke era yang lain secara linear. Genealogi tersebut mencatat pada era kontemporer yang lebih mengutamakan persona publik dibandingkan seorang penyendiri, kendati mereka memiliki karya monumental. Reduksi sosial dari signifikansi persona atau pentingnya karakter ektrovert dibanding introvert diera kontemporer berjalan cukup panjang dan politis.
Susan Cain mencatat pada era agrikultural masyarakat lebih mementingkan mereka yang tampil dengan disiplin tinggi, pekerja keras, menghormati orang tua dan mau menunjukan mental pantang menyerah. Mereka yang diberikan beban kerja mampu menyelesaikan dengan cara sendiri dan hasil yang lebih memuaskan. Karakter pekerja, disiplin, etika, dan mental pantang menyerah menjadikan seseorang dikenal dan menjadi role model. Perkembangan jaman dan pergeseran mata pencaharian dari agrikultur ke Industrial memungkinkan pergeseran perhatian terhadap bagaimana memandang seorang yang dianggap menjadi panutan. Aspek industrial mengetengahkan profil seorang pemimpin yang mampu berbicara di depan publik secara baik dan santun, mengarahkan emosi seseorang ke dalam wacana yang disampaikan, serta mampu menggerakkan komunitas, publik, maupun masyarakat. Hal ini terkait dengan gaya kapitalisme yaitu menumpukkan kekayaan bagi segelintir individu dengan mengerahkan kekuatan dan mental sekelompok orang.
Profil yang lebih mempublik sangat digemari dan disegani, sembari memberikan sikap narisistik yang lebih dibandingkan dengan seorang pendengar yang baik. Mereka yang memiliki daya diplomasi, argumentasi dan orasi yang baik adalah role model yang aktual. Sedangkan gaya seorang penyendiri dianggap klasik dan utopis sehingga harus ditinggalkan. Setiap orang atau pemimpin harus mampu tampil di depan publik. Susan Cain memberikan contoh yaitu bagaimana perbandingan buku-buku era pra industrial dengan era industial memperlihatkan suatu paradoks. Di era transisi agrukultur menuju industrial buku atau cerita rakyat yang digemari adalah tentang penanaman akhlak dan pekerja keras seorang rakyat kebanyakan. Sedangkan memasuki era Industri sampai kontemporer cerita kesuksesan seseorang yang memiliki banyak karyawan atas usahanya, atau mereka yang mampu memengarungi banyak orang lebih ditonjolkan dan diproduksi secara massal. Sekali lagi, hal ini terkait dengan cara penumpukan kekayaan bagi segelintir orang dengan sistem lebih efisisen yaitu menggerakkan sekelompok orang baik secara mental maupun fisikal.
Potensi Seorang Introvert Menuju Liang Kesuksesan
Meminjam Data Susan Cain, seorang Introvet adalah mereka yang memiliki fokus tinggi sehingga dalam pemecahan krisis memiliki alternatif yang lebih banyak dan lebih valid sebagai pemecahannya. Seorang introvert atau pemimpin dengan karakter penyendiri akan memberikan fokus terhadap permasalahan lebih dalam dan panjang serta lebih banyak mendengarkan ide orang lain dengan baik daripada berfokus pada idenya sendiri yang dianggap masih miskin data. Berikut dijelaskan ciri seorang introvert yang mampu membawanya pada jalan kesuksesan kendati jarang tampil sebagai seorang super hero.
Pertama, seorang penyendiri kurang suka menjadi pusat perhatian, sehingga memberikan lebih banyak waktu mendengarkan ide-ide dari orang lain dan memberikan waktu yang luas bagi berkembangnya seseorang. Kongkritnya seorang introvert memberikan kebebasan yang eksploitatif bagi kemungkinan seseorang menyampaikan seluruh potensinya dengan cara mendengar ragam gagasan yang dalam. Kedua, seorang introvert cenderung memberikan perhatian yang lebih lama dan detail terhadap suatu hal, ihwal ini menjadikan segala permasalahan yang dihadapi akan dicari solusinya secara serius dan fokus, dapat dikatakan hasil yang diperoleh juga lebih baik.
Ketiga, seorang introvert lebih handal mengobservasi orang dan lingkungan sekitar (observasi lebih lama, lebih detail, lebih empatik). Dengan fokus yang diberikan pada suatu objek masalah dan meluangkan waktu yang lebih panjang dalam mengeksplorasinya dengan menyerap ide-ide dari orang lain membawa pada hasil yang lebih baik dan detail. Terakhir karena lebih fokus pada lingkup sosial yang lebih kecil seorang introvert akan memberikan perhatian yang lebih intim pada siklus pertemanan kecil tersebut, sehingga kualitas pertemanan lebih dipentingkan dibandingkan dengan kuantitas.